Kamis, 14 Juli 2011

THE NANKING MASSACRE

“History is history, Friendship is friendship” –T.F. Mou sutradara film men behind the sun
Jepang, salah satu negara terkuat di dunia, terkenal akan semangat dan disiplin mereka yang tinggi. Anak muda dari seluruh negeri, (termasuk Indonesia) pada jaman ini sangat menyukai semua hal dari negara ini, baik itu dari alat elektronika sampai maria ozawa, huh?, mereka dinamakan “Japanese Wannabe”.
Beberapa hal dari jepang memang sangat perlu dicontoh oleh bangsa Indonesia, seperti; kedisiplinan, kejujuran, dan keberanian. Bangsa jepang memiliki prinsip bernama “makoto” yang berarti hidup bersih dan jujur serta patuh kepada atasan.
Prinsip “makoto” tersebut membuat jepang menjadi negara yang cepat berkembang dan akhirnya dapat mengubah nasibnya yang malang setelah dihancurkan oleh bom atom pada saat perang dunia ke-2 .
Tapi, dibalik semua hal tersebut ada sebuah peristiwa mengerikan yang dilakukan oleh tentara Jepang pada saat perang dunia ke-2 berlangsung, Peristiwa itu bernama pembantaian Nanking (the Nanking massacre). Peristiwa ini terjadi di  Daratan China, tepatnya di kota Nanking. 
  1. 1.        Latar belakang pembantaian Nanking
Tahun 1928, pemerintah nasional China memindahkan ibukota China dari Peking (Beijing) ke Nanking. Normalnya, kota ini hanya dapat menampung 250.000 orang saja, tapi saat pertengahan tahun 1930, populasinya membengkak menjadi lebih dari 1 milliar. Banyak dari mereka adalah pengungsi yang melarikan diri dari Tentara Jepang yang menginvasi China. Pada tanggal 11 November 1937, setelah tentara Jepang menguasai penuh kota Shanghai, mereka mulai menyerang Nanking dari arah berbeda.









Tentara Jepang memasuki kota Nanking
  1. 2.       Tragedi sungai YangTze
Pada awal Desember, pasukan Jepang menyerang dangan skala yang sangat besar ke kota Nanking. Pengungsi dengan jumlah yang sangat banyak kemudian mencoba untuk melarikan diri dengan menyeberangi sungai YangTze. Mereka terperangkap di tepi sungai bagian timur karena tidak adanya kendaraan; banyak dari mereka mencoba untuk menyeberangi sungai dengan berenang.
Sementara itu, pasukan Jepang telah datang dan menembak orang-orang yang berada di daratan dan sungai. Seorang tentara Jepang melaporkan bahwa di hari berikutnya, ia melihat jumlah mayat anak kecil dan dewasa yang sangat banyak dan tak terhitung disekitar sungai. Ia memperkirakan lebih dari 50.000 orang terbunuh dalam insiden tragis ini.
  1. 3.       Pembasmian di kota
Saat tentara Jepang pertama kali memasuki kota Nanking, Jalanan kota tersebut diisi oleh lebih dari 100.000 pengungsi dan tentara China yang terluka. Tentara Jepang tak henti-hentinya menembaki orang-orang ini. Pagi berikutnya, persenjataan berat dan tank memasuki kota dan pembunuhan berlanjut. Mayat manusia menyelimuti dua jalan besar yang berada di kota Nanking. Jalan tersebut menjadi “jalanan penuh darah” atas hasil dua hari penyerangan tanpa henti.












Seorang anak laki-laki ditembak karena tidak melepaskan topinya.
  1. 4.      Eksekusi massal kepada para tawanan
Banyak dari tentara China telah ditangkap di pinggiran kota sebelum tentara Jepang memasuki kota. Sisa dari tentara China tersebut tersebar disekitar kota dan mereka mengubah penampilannya menjadi rakyat sipil. Setelah “upacara memasuki kota”, para tentara Jepang menahan siapa saja yang dicurigai sebagai tentara China, banyak pemuda dan tentara yang telah ditangkap sebelumnya dikirim ke luar kota untuk dibantai. Sebagian besar, para tawanan ditembak menggunakan senapan mesin, dan siapa saja yang masih hidup langsung ditusuk menggunakan bayonet. Dalam beberapa kasus, Para tentara jepang menyiram tawanan mereka dengan bensin dan membakar mereka hidup-hidup. Mereka juga menggunakan gas beracun untuk membunuh tawanan.











Tentara Jepang sedang mengeksekusi para tawanan.
  1. 5.        Kekejaman ekstrim
Beberapa kekejaman terjadi di dalam dan di sekeliling kota, sebagian besar korbannya adalah rakyat sipil. Tentara Jepang menciptakan dan mengaplikasikan cara membunuh yang biadab dan tidak manusiawi. Kebrutalan itu termasuk menembak, menusuk, merobek perut, memenggal kepala, menenggelamkan, membakar hidup-hidup, memukul tubuh dan mata menggunakan linggis(ugh..)










-Headline di atas artinya: “rekor hebat” (dalam kontes memenggal 100 orang)—Mukai 106—105 Noda, kedua letnan memiliki skor lebih.











Pedang yang digunakan dalam “kontes”.
  1. 6.      Perkosaan
Diperkirakan 20.000 wanita diperkosa oleh tentara Jepang selama 6 minggu terjadinya pembantaian Nanking, sebagian besar dibunuh setelahnya. Tentara Jepang bahkan memperkosa gadis yang kurang dari 10 tahun, wanita hamil, dan suster. Tempat pemerkosaan terjadi di jalanan dan di tempat-tempat suci keagamaan saat siang hari. Banyak wanita diperkosa beramai-ramai. Seorang tentara Jepang bahkan memaksa ayah memperkosa anak perempuan mereka, anak laki-laki memperkosa ibu mereka, dll…. Siapa saja yang menentang langsung dibunuh.
  1. 7.       Pembunuhan di zona aman
Saat Jepang mendekati Nanking di pertengahan November, sebuah grup orang luar negeri  yang khawatir membentuk komite penyelamatan internasional untuk mendirikan zona aman agar para pengungsi terlindungi. Zona aman terletak di dalam kota dan terdiri dari 12 lebih kamp pengungsi, disetiap kamp tersebut bisa menampung 200-12.000 orang. Selama 6 minggu terjadinya pembantaian, tentara Jepang seringkali memasuki zona aman untuk mengeksekusi para pemuda. Setiap waktu, ratusan pemuda ditangkap dan dibunuh di zona ini.
  1. 8.      Penjarahan
Jepang menjarah semua gudang dan merebut semuanya dari rakyat Nanking. Barang-barang yang dijarah termasuk perhiasan, uang, binatang langka, makanan, pakaian, barang antik, dan bahkan barang yang murah seperti rokok, telur, pena, dan kancing.
  1. 9.      Pembakaran dan Perusakan dengan sengaja
Jepang menyusun rencana dibalik pembakaran bangunan di kota, setelah mereka membakar bangunan tersebut menggunakan bensin dan barang yang mudah terbakar lainnya. Mereka kemudian bersembunyi, menunggu dan lalu membunuh siapa saja yang datang untuk memadamkan api. Banyak orang terbunuh karena api. Nanking, yang dulunya kota bersejarah yang indah, telah dibumihanguskan oleh tentara Jepang.
Berikut ini adalah sebagian tulisan para misionaris dari luar negeri yang menyaksikan secara langsung pembantaian di Nanking.
-James M. McCalum menulis:
“Saya tidak tahu kapan berakhirnya, saya tidak pernah mendengar ataupun membaca kebrutalan seperti ini. Perkosa! perkosa! perkosa! saya perkirakan ada sekitar 1000 kasus tiap malam dan bertambah di siang hari. Di setiap ada kasus penolakan ataupun ketidaksetujuan, mereka pasti ditusuk menggunakan bayonet atau ditembak……orang-orang berteriak histeris…. Para wanita diperkosa setiap pagi, siang, dan malam. Semua tentara Jepang tampaknya bebas melakukan apa saja yang bisa menyenangkan mereka.”
- Robert O. Wilson menulis:                                                        
“Perkiraan jumlah masyarakat Nanking yang dibunuh secara sadis adalah sekitar 100.000, termasuk ribuan tentara China yang telah menyerah”
“Pembantaian terhadap masyarakat sipil sangat menjijikan, saya tak bisa menulis banyaknya kasus pemerkosaan dan pembantaian yang telah terjadi. Dua mayat yang ditusuk menggunakan bayonet adalah satu-satunya yang selamat dari tujuh pembersih jalanan yang sedang duduk di markas mereka saat tentara Jepang datang tanpa peringatan ataupun alasan langsung menembaki 5 dari mereka dan melukai 2 dari mereka menggunakan bayonet. “
“Saya akan menceritakan kembali suatu kisah yang terjadi di dua hari sebelumnya. Malam sebelumnya, rumah dari salah satu staf anggota China yang ada di universitas dirusak dan dua wanita didalamnya diperkosa. Dua gadis, berumur 16 tahun diperkosa sampai mati di salah satu kamp pengungsi. Di sebuah universitas, ada sekitar 8000 orang, Tentara Jepang keluar masuk 10 kali tiap malam mencuri makanan, pakaian, dan memperkosa hingga mereka puas. Mereka membayoneti salah satu anak kecil berumur 8 tahun yang sudah memiliki 5 luka yang terkena bayonet juga, saya kira dia akan hidup.”
-John Rabe menulis:
“Dua tentara Jepang memanjat tembok tamanku dan masuk ke dalam rumah. Saat aku keluar, mereka beralasan bahwa mereka melihat dua tentara China memanjat tembok rumahku, aku kemudian menunjukkan lencana partaiku (Nazi) dan merekapun pergi. Di salah satu rumah dibelakang tamanku, seorang wanita diperkosa dan ditusuk dibelakang lehernya. Saya berusaha untuk mendapatkan Ambulan agar ia dapat dibawa ke rumah sakit Kulou, Kemarin malam lebih dari 1000 wanita dan gadis diperkosa, jika saudara atau suaminya melarang, maka mereka langsung ditembak, apa yang anda dengar di setiap sudut jalanan adalah kebiadaban dan kebrutalan tentara Jepang”
NAMA-NAMA DIBALIK PEMBANTAIAN NANKING
  1. 1.        Pangeran  Yasuhiko Asaka
Ia adalah pangeran yang memerintah tentara Jepang untuk membunuh semua tawanan.











Pangeran Yasuhiko Asaka
  1. 2.       Jenderal Matsui Iwane
Ia adalah orang yang memimipin tentara Jepang menaklukkan Nanking, namun setelah melihat semua kekejaman yang dilakukan anak buahnya, ia menjadi marah pada perbuatan yg dilakukan anak buahnya dan merasa bersalah pada rakyat2 yang telah dibantai.











Jenderal Matsui Iwane.
AKHIR DARI PEMBANTAIAN
Akhir Januari 1938, tentara Jepang memaksa semua pengungsi yang berada di zona aman untuk kembali ke rumah mereka.
Setelah terbentuknya “weixin zhengfu” (pemerintahan gabungan) di 1938, perintah di Nanking telah dirubah dan kekejaman prajurit Jepang dikurangi.
Lalu,Di jaman sekarang?
Well, meskipun Jepang telah berbuat kesalahan yang sangat besar, mereka meminta maaf secara resmi pada tanggal 15 Agustus 1995, perdana menteri Jepang Tomiichi Murayama memberikan permintaan maaf secara jelas dan formal atas aksi Jepang selama perang. Mereka meminta maaf atas semua kesalahan yang dilakukan oleh Jepang kepada penduduk asia.
Tapi, Permintaan maaf ini dirasa tidak cukup dan dikritisi oleh Iris Chang, pengarang buku Rape Of Nanking, Ia merasa kata-kata tidak akan cukup atas apa yang dilakukan oleh Jepang pada China, Murayama seharusnya menuliskan permintaan maaf diatas kertas agar lebih  diterima oleh komunitas internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar