Jepang, salah satu negara terkuat di dunia, terkenal akan semangat dan disiplin mereka yang tinggi. Anak muda dari seluruh negeri, (termasuk Indonesia) pada jaman ini sangat menyukai semua hal dari negara ini, baik itu dari alat elektronika sampai maria ozawa, huh?, mereka dinamakan “Japanese Wannabe”.
Beberapa hal dari jepang memang sangat perlu dicontoh oleh bangsa Indonesia, seperti; kedisiplinan, kejujuran, dan keberanian. Bangsa jepang memiliki prinsip bernama “makoto” yang berarti hidup bersih dan jujur serta patuh kepada atasan.
Prinsip “makoto” tersebut membuat jepang menjadi negara yang cepat berkembang dan akhirnya dapat mengubah nasibnya yang malang setelah dihancurkan oleh bom atom pada saat perang dunia ke-2 .
Tapi, dibalik semua hal tersebut ada sebuah peristiwa mengerikan yang dilakukan oleh tentara Jepang pada saat perang dunia ke-2 berlangsung, Peristiwa itu bernama pembantaian Nanking (the Nanking massacre). Peristiwa ini terjadi di Daratan China, tepatnya di kota Nanking.
- 1. Latar belakang pembantaian Nanking
Tentara Jepang memasuki kota Nanking
- 2. Tragedi sungai YangTze
Sementara itu, pasukan Jepang telah datang dan menembak orang-orang yang berada di daratan dan sungai. Seorang tentara Jepang melaporkan bahwa di hari berikutnya, ia melihat jumlah mayat anak kecil dan dewasa yang sangat banyak dan tak terhitung disekitar sungai. Ia memperkirakan lebih dari 50.000 orang terbunuh dalam insiden tragis ini.
- 3. Pembasmian di kota
Seorang anak laki-laki ditembak karena tidak melepaskan topinya.
- 4. Eksekusi massal kepada para tawanan
Tentara Jepang sedang mengeksekusi para tawanan.
- 5. Kekejaman ekstrim
-Headline di atas artinya: “rekor hebat” (dalam kontes memenggal 100 orang)—Mukai 106—105 Noda, kedua letnan memiliki skor lebih.
Pedang yang digunakan dalam “kontes”.
- 6. Perkosaan
- 7. Pembunuhan di zona aman
- 8. Penjarahan
- 9. Pembakaran dan Perusakan dengan sengaja
Berikut ini adalah sebagian tulisan para misionaris dari luar negeri yang menyaksikan secara langsung pembantaian di Nanking.
-James M. McCalum menulis:
“Saya tidak tahu kapan berakhirnya, saya tidak pernah mendengar ataupun membaca kebrutalan seperti ini. Perkosa! perkosa! perkosa! saya perkirakan ada sekitar 1000 kasus tiap malam dan bertambah di siang hari. Di setiap ada kasus penolakan ataupun ketidaksetujuan, mereka pasti ditusuk menggunakan bayonet atau ditembak……orang-orang berteriak histeris…. Para wanita diperkosa setiap pagi, siang, dan malam. Semua tentara Jepang tampaknya bebas melakukan apa saja yang bisa menyenangkan mereka.”
- Robert O. Wilson menulis:
“Perkiraan jumlah masyarakat Nanking yang dibunuh secara sadis adalah sekitar 100.000, termasuk ribuan tentara China yang telah menyerah”
“Pembantaian terhadap masyarakat sipil sangat menjijikan, saya tak bisa menulis banyaknya kasus pemerkosaan dan pembantaian yang telah terjadi. Dua mayat yang ditusuk menggunakan bayonet adalah satu-satunya yang selamat dari tujuh pembersih jalanan yang sedang duduk di markas mereka saat tentara Jepang datang tanpa peringatan ataupun alasan langsung menembaki 5 dari mereka dan melukai 2 dari mereka menggunakan bayonet. “
“Saya akan menceritakan kembali suatu kisah yang terjadi di dua hari sebelumnya. Malam sebelumnya, rumah dari salah satu staf anggota China yang ada di universitas dirusak dan dua wanita didalamnya diperkosa. Dua gadis, berumur 16 tahun diperkosa sampai mati di salah satu kamp pengungsi. Di sebuah universitas, ada sekitar 8000 orang, Tentara Jepang keluar masuk 10 kali tiap malam mencuri makanan, pakaian, dan memperkosa hingga mereka puas. Mereka membayoneti salah satu anak kecil berumur 8 tahun yang sudah memiliki 5 luka yang terkena bayonet juga, saya kira dia akan hidup.”
-John Rabe menulis:
“Dua tentara Jepang memanjat tembok tamanku dan masuk ke dalam rumah. Saat aku keluar, mereka beralasan bahwa mereka melihat dua tentara China memanjat tembok rumahku, aku kemudian menunjukkan lencana partaiku (Nazi) dan merekapun pergi. Di salah satu rumah dibelakang tamanku, seorang wanita diperkosa dan ditusuk dibelakang lehernya. Saya berusaha untuk mendapatkan Ambulan agar ia dapat dibawa ke rumah sakit Kulou, Kemarin malam lebih dari 1000 wanita dan gadis diperkosa, jika saudara atau suaminya melarang, maka mereka langsung ditembak, apa yang anda dengar di setiap sudut jalanan adalah kebiadaban dan kebrutalan tentara Jepang”
NAMA-NAMA DIBALIK PEMBANTAIAN NANKING
- 1. Pangeran Yasuhiko Asaka
Pangeran Yasuhiko Asaka
- 2. Jenderal Matsui Iwane
Jenderal Matsui Iwane.
AKHIR DARI PEMBANTAIAN
Akhir Januari 1938, tentara Jepang memaksa semua pengungsi yang berada di zona aman untuk kembali ke rumah mereka.
Setelah terbentuknya “weixin zhengfu” (pemerintahan gabungan) di 1938, perintah di Nanking telah dirubah dan kekejaman prajurit Jepang dikurangi.
Lalu,Di jaman sekarang?
Well, meskipun Jepang telah berbuat kesalahan yang sangat besar, mereka meminta maaf secara resmi pada tanggal 15 Agustus 1995, perdana menteri Jepang Tomiichi Murayama memberikan permintaan maaf secara jelas dan formal atas aksi Jepang selama perang. Mereka meminta maaf atas semua kesalahan yang dilakukan oleh Jepang kepada penduduk asia.
Tapi, Permintaan maaf ini dirasa tidak cukup dan dikritisi oleh Iris Chang, pengarang buku Rape Of Nanking, Ia merasa kata-kata tidak akan cukup atas apa yang dilakukan oleh Jepang pada China, Murayama seharusnya menuliskan permintaan maaf diatas kertas agar lebih diterima oleh komunitas internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar